Keberuntungan = Kesempatan bertemu kesiapan

Beruntung
Apakah anda Pernah dengar rumus ini?
Rumus ini saya dapatkan ketika mengikuti seminar yang di bawakan oleh Pak Ali Akbar (pakarSEO) beberapa waktu lalu.
Pertama kali mendengar nya memang aneh, kok ada rumus seperti itu? tetapi setelah di jelaskan dan di pahami maknanya, ternya rumus tersebut benar juga.
OK mari kita ulas satu persatu komponen rumus tersebut.
Keberuntungan, menurut maknanya keberuntungan dapat di artikan suatu kondisi yang tiba-tiba berubah dari kedudukan tidak baik menjadi baik.
Seringkali keberuntungan datang secara tidak terduga dan tiba-tiba.
Kesiapan, adalah suatu kondisi dimana kita mampu melakukan sesuatu yang datangnya secara tiba-tiba atau tidak.
kesempatan, adalah suatu kondisi dimana kita memperoleh peluang untuk melakukan sesuatu. 
Tapi tahukan anda sebenarnya keberuntungan terjadi akibat adanya 2 faktor yang saling terkait yaitu kesempatan dan kesiapan.Tanpa ada kesiapan dan kesempatan, menurut rumus ini keberuntungan tidak akan menghampiri anda.
Mau bukti?
Pada saat training beberapa waktu lalu, Pakar SEO menanyakan kepada para peserta "siapa yang memili HP?"
Hasilnya semua orang mengacungkan tangannya sebagai pernyataan bahwa ia memiliki HP.
Kemudian beliau meneruskan pertanyaan selanjutnya "siapakah yang HP nya di fungsikan untuk menjual pulsa?"
Hanya ada sekitar 5 orang dari 100-an orang peserta yang mangacungkan tangan dan dengan serta merta kelima orang tersebut di suruh maju ke depan.
Pertanyaan selanjutnya adalah "siapakah yang di HP nya sekarang memiliki deposit pulsa lebih dari 150 ribu rupiah?", tahukan anda pada saat itu hanya ada 1 dari 5 orang yang memiliki deposit pulsa melebihi 150 ribu.
Kemudian beliau meminta orang tersebut mentransfer pulsa sebesar 50rb ke salah satu peserta seminar, dan beliau membayar dengan uang 100ribu rupiah.
Artinya orang yang beruntung adalah orang yang paling siap karena memiliki deposit pulsa sesuai yang di minta dan juga punya kesempatan pada saat itu untuk "bersaing" dengan 5 orang yang HP nya di gunakan untuk berbisnis pulsa.
dan hasilnya sudah bisa anda tebak, orang itu mendapat keberuntungan dimana nilai pulsa sebesar 50 ribu di bayar dengan uang sebasar 100 ribu rupiah, artinya dia memiliki keuntungan lebih kurang 48 ribu rupiah dari harga pulsa normal.
Bagaimana dengan 4 orng lainnya? tentu saja mereka tidak beruntung karena kalah siap dengan satu orang tadi walaupun sama-sama mendapat kesempatan. Mereka kalah karena tidak siap menyediakan nominal deposit pulsa yang di minta.
Ini baru yang berhubungan dengan pulsa, gimana kalau situasi seperti ini menimpa anda pada saat sedang melakukan tender bisnis yang nilainya jutaan dolar? mmm pastinya kita akan menyesal karena ketidaksiapan.
Berhubungan dengan judul di atas, saya juga memiliki pengalaman pribadi.
Begini ceritanya...:-)
Pada suatu waktu ada tetangga saya menemui saya di rumah dan menawarkan sebuah pekerjaan sebagai drafter di perusahaan minyak tempatnya bekerja, dengan gaji 5x lipat dari gaji saya pada saat itu.
Tetapi requirement nya adalah drafter expert atau boleh di bilang kelas mahir.
Alasannya karena drafter sebelumnya resign secara tiba-tiba, sedangkan proyek yang akan di jalankan dalam waktu dekat membutuhkan seorang drafter tingkat tinggi.
Dan tetangga saya tersebut menawarkan kepada saya dengan jaminan mulai bekerja pada keesokan harinya.
Wah tentu saja saya kaget dan sedikit menyesal karena ilmu CAD saya belum sampai ke tingkat drafter. 
Kalau saja saat itu saya siap dengan ilmu drafter tingkat tinggi, tentunya saya bisa di terima bekerja di perusahaan tersebut. Di saat itu saya tidak beruntung karena tidak siap. 


Pengalaman lainnya saya dapatkan di perusahaan tempat saya berkerja. Saya terpilih untuk ikut 2 hari training di Singapura hanya karena teman saya yang di tunjuk sebagai kandidat utama tidak memiliki passpor. Suatu keberuntungan tiba-tiba, siapa sih yang tidak mau di training keluar negeri, gratis pula...he...he...


Ada yang punya pengalaman dengan rumus ini?


Oleh karena itu, hendaknya kita menyiapkan diri kita dengan bekal sebanyak-banyaknya, sehingga jika suatu saat kita mendapat kesempatan, kita bisa memperoleh keberuntungan.


Salam sukses.

Kemasan = the power of sales

Ada suatu pepatah yang saya yakin semua dari kita pernah mendengarnya, yaitu "don't judge the book from the cover".
Apakah anda setuju dengan makna pepatah tersebut?
Kalau Saya sih setengah setuju dan setengah tidak setuju dengan pepatah ini, mengapa?
Jika makna pepatah ini kiaskan untuk menjudge orang, saya setuju dengan maknanya.
Tetapi jika pepatah ini kita gunakan untuk konsep pemasaran, saya tidak setuju.
Sabar...sabar...jangan cepat-cepat menjustifikasi saya, ijinkan saya menjelaskan satu persatu dari 2 point jawaban saya di atas.
Oke, yang pertama, saya setuju dengan makna pepatah tersebut jika di kiaskan untuk menjudge orang, walaupun tidak semua, tetapi rata-rata makna pepatah tersebut tepat.
Ya, untuk menjudge seseorang kita tidak bisa hanya melihat tampilan (cover) dari orang tersebut.
Misal, orang yang pakai dasi dan selalu wangi kita langsung menjudge dia orang kaya, terpelajar, berpendidikan, dll, dll...Dan orang yang tampangnya sangar, kucel identik dengan pemarah, kejam, dll, dll...
Apakah selalu demikian? dari apa yang telah saya alami dan saya lihat, dengan mantap saya menjawab : TIDAK.
Ya tidak semua apa yang kita lihat pada diri seseorang mencerminkan dia sebenarnya.
Belum tentu orang dengan tampang sangar, berbadan besar selalu identik dengan sifat kejam dan bengis.
Sewaktu kuliah dulu saya pernah punya teman 1 kos yang hanya dengan melihat ciri fisiknya, saya yakin semua orang pasti mengira dia itu orang yang kejam, jahat, dll, dll....
Saya akui pada awalnya saya juga menjustifikasi seperti itu, tetapi sehari setelah itu saya tahu siapa dia sebenarnya, dia orangnya ramah, baik, hormat sesama penghuni kos, yang yang lebih gila lagi sewaktu menata kamarnya, dia memasang poster hello kitty di dalam kamarnya. pada saat di ejek oleh anak-anak satu kost tentang posternya, secara lugu dia hanya berkomentar, "posternya bagus kok".
Keramahan, keluguan dan sifat lain yang dimilikinya, yang notabene bertentangan dengan penampakan fisiknya telah membuat suasana cair di antara temen-temen kos saya dan hal ini berlangsung selama lebih dari 2 tahun sampai saya lulus kuliah dan kembali ke kota asal saya.
Bukti lain, adalah artis tukul arwana yang dengan sendirinya mengatakan bahwa dia adalah bertampang ndeso tetapi rejeki kota.
Dari contoh-contoh di atas, saya rasa point pertama atas jawaban saya di atas sudah terbukti.
Makna "Don't judge the book from the cover" adalah tepat apabila di gunakan untuk mendeskripsikan seseorang.
Jangan buru-buru menilai seseorang hanya karena penampakannya.

Tentang hubungan makna pepatah diatas dengan konsep pemasaran.
Pepatah yang berbunyi "don't judge the book from the cover" menurut saya bertentangan dengan konsep pemasaran.
Seperti kita ketahui bersama, pemasaran suatu produk atau jasa sangat dipengaruhi oleh kemasan dari produk atau jasa tersebut.
Kemasan merupakan suatu media yang langsung menghubungkan produk dengan konsumen, ya hal pertama yang di lihat oleh konsumen adalah kemasan dan kemasan sedikit banyak berpengaruh terhadap keinginan konsumen memiliki produk yang ditawarkan.
Semakin bagus kemasannya, maka akan membuat hati calon pembeli tertarik untuk membeli produk atau jasa kita.
Begitu juga sebaliknya, semakin tidak menarik kemasannya, maka konsumen juga enggan membeli.
Setidaknya begitulah yang saya rasakan pada saat saya menempatkan diri saya sebagai calon konsumen untuk suatu produk atau jasa tertentu.
Pemasaran merupakan jantung dari setiap usaha/bisnis, tanpa konsep pemasaran yang baik, suatu bisnis tidak akan berkembang baik dan cenderung akan menukik turun.
Salah satu dan merupakan bagian terpenting dari konsep pemasaran adalah kemasan produk atau jasa.
Banyak pengusaha/pebisnis berusaha keras menciptakan kemasan yang paling best of the best guna melancarkan pemasaran demi perkembangan bisnisnya.
Bahkan ada beberapa teman saya yang memiliki usaha mengandalkan jasa seorang desainer hanya untuk merancang kemasan dari produk.
Pernah saya mencibir, "ngapain repot-report keluar duit hanya untuk merancang kemasan bagi produk yang tidak seberapa",
Tetapi cibiran itu menjadi tamparan balik buat saya mana kala dia menunjukkan data monitoring penjualan produknya sebelum dan sesudah perbaikan di bagian kemasan, ya di data tersebut, penjualannya meningkat menjadi dua kali lipat setelah melakukan perubahan di bagian kemasan, sekali lagi penjualannya meningkat dua kali lipat hanya melakukan improvement di kemasan dan tentunya tidak menurunkan kualitas produknya.
Sejak saat itu saya pun setuju dengannya...he...he...

Bahkan di keseharian, saya banyak menemukan produk-produk yang sebenarnya biasa menjadi luar biasa hanya karena kemasannya.

Contohnya, suatu produk yang di claim khas dari kota saya, dengan tampilan luar yang begitu ekslusif dan juga variasi warna yang menarik, dapat menjadi ikon no 1 di bidangnya. Dan saya perhatikan, setiap tahun semakin meningkat perkembangannya, hal ini di buktikan dengan banyaknya outlet-outlet yang di buka dan terus berkembang. Padahal kalau saya nilai dari segi rasa, tidak ada bedanya dengan produk-produk yang sejenis. Menurut saya di sinilah letak kejelian sang pemilik dalam mengembangkan bisnisnya, kemasan dan tampilan dapat menjadikan senjata di tengah persaingan ketat produk yang sejenis.
Juga beberapa waktu lalu, saya pernah menonton tv tentang wirausaha, di situ di bahas usaha camilan yang omsetnya mencapat 300 juta rupiah per bulan. wow...300 juta rupiah hanya dari menjual camilan???luar biasa bukan?. Kalau di lihat dari proses produksi tidak ada yang istimewa, semua di lakukan secara biasa bahkan cenderung semi tradisional, kalau dari rasa, saya tidak bisa menggambarkan karena belum pernah mencobanya. Tapi yang membuat saya terheran-heran adalah kemasannya, pemiliknya mengemas produknya dalam sebuah kotak seperti biskuit yang di produksi oleh sebuah perusahaan besar. Dan tentu saja produknya terlihat ekskusif dan menarik, kalau sudah begini konsumen mana yang tidak penasaran? paling tidak konsumen akan melirik sewaktu pertama kali melihat kemasan produk tersebut dan hal selanjutnya yang akan terjadi adalah kemungkinan membeli. Sebuah ide yang kreatif bukan?

So, jangan remehkan kemasan, kemaslah produk anda dengan sebaik mungkin dan anda akan melihat perubahan positif pada bisnis anda.

salam sukses...